Kamis, 26 November 2015

TALIBAN TURZAK


VIDIO MUJAHIDDIN VS ISIS


kekejaman isis

video isis in iraq

FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA MOBILITAS SOSIAL



 Faktor penyebab timbulnya mobilitas sosial
Mobilitas sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat diantaranya disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a. Perubahan kondisi sosial.
Struktur kelas dan kasta dalam masyarakat dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam maupun luar masyarakat. Kemajuan teknologi misalnya, dapat membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas dan perubahan ideologi juga dapat menimbulkan stratifikasi baru.
b. Ras atau kesukuan. Tingkat diskriminasi tertentu terhadap anggota-anggota ras dan kelompok-kelompok suku tertentu tidak dapat dimungkiri masih terjadi dalam dunia bisnis, industri, bahkan pendidikan. Latar belakang ras dan suku bisa saja menjadi faktor-faktor penting yang mempengaruhi kemungkinan maupun peluang seseorang untuk melakukan mobilitas vertikal (ke atas).
c. Ekspansi teritorial dan gerak populasi. Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat, misalnya perkembangan kota, transmigrasi, membuktikan ciri fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial.
d. Komunikasi yang bebas. Pendidikan dan komunikasi yang bebas serta efektif akan memudarkan semua batasan dari strata sosial yang ada dan merangsang mobilitas sosial sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.
e. Pendidikan. Dalam kaitannya dengan mobilitas vertikal, fungsi pokok pendidikan formal adalah membekali individu dengan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk memasuki pasaran kerja. Tingkat pendidikan yang memadai akan menempatkan seseorang pada posisi menguntungkan jika harus bersaing dengan orang lain untuk suatu jabatan tertentu. Jenis-jenis pekerjaan yang menuntut tingkat pendidikan tinggi pada umumnya memberikan gaji yang memuaskan.
f. Pembagian kerja. Terbukanya kemungkinan bagi mobilitas sosial dalam masyarakat lebih dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja sangat tinggi dan lebih dikhususkan, mobilitas sosial akan sulit. Ini karena spesialisasi kerja menuntut keterampilan khusus.
Dampak Mobilitas Sosial 

Setiap mobilitas sosial akan menimbul kan peluang terjadinya penyesuaian-penyesuaian atau sebalik nya akan menimbulkan konflik.
Menurut Horton dan Hunt (1987), ada beberapa konsekuensi negatif dari adanya mobilitas sosial vertikal, di antara nya:
1)      Adanya kecemasan akan terjadi penurunan status bila terjadi mobilitas menurun.
2)      Timbulnya ketegangan dalam mempelajari peran baru dari status jabatan yang meningkat.
3)      Keterangan hubungan anatar anggota kelompok primer, yang semula karena seseorang berpindah ke status yang lebih tinggi atau ke status yang lebih rendah. 
Adapun dampak mobilitas sosial bagi masyarakat, baik yang bersifat positif maupun negatif antara lain sebagai berikut.
·                     Dampak Positif :
1)      Mendorong Seseorang untuk lebih maju. 
2)      Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial Masyarakat ke Arah yang Lebih Baik 
·                     Dampak Negatif :
    1)Timbulnya Konflik 
Konflik yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut. :
1)      Konflik Antarkelas
Dalam masyarakat terdapat lapisan-lapisan. Kelompok dalam lapisan tersebut disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antarkelas sosial, maka bisa memicu terjadinya konflik antar kelas.
2)      Konflik Antarkelompok sosial Konflik yang menyangkut antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya. Konflik ini dapat berupa:
a. Konflik antara kelompok sosial yang masih tradisional dengan kelompok sosial yang modern
b. Proses suatu kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial yang lain yang memiliki wewenang
3)      Konflik Antargenerasi
Konflik yang terjadi karena adanya benturan nilai dan kepentingan antara generasi yang satu dengan generasi yang lain dalam mempertahankan nilai-nilai denga nilai-nilai baru yang ingin mengadakan perubahan.
2)Berkurangnya Solidaritas Kelompok
Penyesuaian diri dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam kelas sosial yang baru merupakan langkah yang diambil oleh seseorang yamg mengalami mobilitas, baik vertikal maupun horizontal. Hal ini dilakukan agar mereka bisa diterima dalam kelas sosial yang baru dan mampu menjalankan fungsi-fungsinya 
     3)Timbulnya Gangguan Psikologis
Mobilitas sosial dapat pula mempengaruhi kondisi psikologis seseorang, antara lain sebagai berikut. :
·                     Menimbulkan ketakutan dan kegelisahan pada seseorang yang mengalami mobilitas menurun.
·                     Adanya gangguan psikologis bila seseorang turun dari jabatannya
Mengalami frustasi atau putus asa dan malu bagi orang-orang yang ingin naik ke lapisan atas, tetapi tidak dapat mencapainya.

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DA N INDONESIA



AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN INDONESIA
Agama dan budaya Islam yang masuk ke Indonesia mempengaruhi kebudayan asli Indonesia sehingga menimbulkan akulturasi kebudayan sehingga lahirlah corak baru kebudayan Indonesia. Akulturasi tersebut dapat dilihat dari berbagai bidang berikut ini.

a. Seni Bangunan
1. Masjid
Dilihat dari segi arsitektuknya, masjid-masjid kuno di Indonesia menampakan gaya arsitektur asli Indonesia dengan ciri-ciri sebagai berikut.

·                     Atapnya bertingkat/tumpang dan ada puncaknya (mustaka).
·                     Pondasinya kuat dan agak tinggi.
·                     Ada serambi di depan atau di samping.
·                     Ada kolam/parit di bagian depan atau samping.
Gaya arsitektur bangunan yang mendapat pengaruh Islam ialah sebagai berikut:

·                     hiasan kaligrafi;
·                     kubah;
·                     bentuk masjid.
Adapun bangunan masjid kuno yang beratap tumpang, antara lain sebagai berikut
1. Masjid beratap tumpang, antara lain sebagai berikut.

·                     Masjid Agung Cirebon dibangun pada abad ke-16.
·                     Masjid Angke, Tambora dan Marunda di Jakarta dibangun pada abad ke-18.
·                     Masjid Katangka di Sulawesi Selatan dibangun pada abad ke-17.
2. Masjid beratap tumpang tiga, antara lain sebagai berikut.

·                     Masjid Agung Demak dibangun pada abad ke-16.
·                     Masjid Baiturahman di Aceh, dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, yakni pada abad ke-17.
·                     Masjid Jepara
·                     Masjid Ternate
3. Masjid beratap tumpang lima ialah Masjid Banten yang dibangun pada abad ke-17.

b. Makam
Makam khususnya untuk para raja bentuknya seperti istana disamakan dengan orangnya yang dilengkapi dengan keluarga, pembesar, dan pengiring terdekat. Budaya asli Indonesia terlihat pada gugusan cungkup yang dikelompokkan menurut hubungan keluarga. Pengaruh budaya Islam terlihat pada huruf dan bahasa Arab, misalnya Makam Puteri Suwari di Leran (Gresik) dan Makam Sendang Dhuwur di atas bukit (Tuban).

c. Seni Rupa dan Aksara
Akulturasi bidang seni rupa terlihat pada seni kaligrafi atau seni khot, yaitu seni yang memadukan antara seni lukis dan seni ukir dengan menggunakan huruf Arab yang indah dan penulisannya bersumber pada ayat-ayat suci Al Qur'an dan Hadit. Adapun fungsi seni kaligrafi adalah untuk motif batik, hiasan pada masjid-masjid, keramik, keris, nisan, hiasan pada mimbar dan sebagainya.



d. Seni Sastra
Seni sastra Indonesia di zaman Islam banyak terpengaruh dari sastra Persia. Di Sumatra, misalnya menghasilkan karya sastrayang berisi pedoman-pedoman hidup, seperti cerita Amir Hamzah, Bayan Budiman dan 1001 Malam. Di samping itu juga mendapat pengaruh Hindu, seperti Hikayat Pandawa Lima, Hikayat Sri Rama. Cerita Panji pada zaman Kediri (Hindu) muncul lagi dalam bentuk Islam, seperti Hikayat Panji Semirang. Hasil seni sastra, antara lain sebagai berikut.
·                     Suluk, yaitu kitab yang membentangkan ajaran tasawuf. Contohnya ialah Suluk Wujil, Suluk Sukarsa, dan Suluk Malang Sumirang. Karya sastra yang dekat dengan suluk ialah primbon yang isinya bercorak kegaiban dan ramalan penentuan hari baik dan buruk, pemberian makna kepada sesuatu kejadian dan sebagainya.
·                     Hikayat, yakni saduran cerita wayang.
·                     Babad, ialah hikayat yang berisi sejarah. Misalnya Babad Tanah Jawi isinya sejarah Pulau Jawa, Babad Giyanti tentang pembagian Mataram menjadi Surakarta dan Yogyakarta dan sebagainya.
·                     Kitab-kitab lain yang berisi ajaran moral dan tuntunan hidup, seperti Tajus Salatin dan Bustan us Salatin.
e. Sistem Kalender
Pada zaman Khalifah Umar bin Khatab ditetapkan kalender Islam dengan perhitungan atas dasar peredaran bulan yang disebut tahun Hijriah. Tahun 1 Hijrah (H) bertepatan dengan tahun 622 M. Sementara itu, di Indonesiapada saat yang sama telah menggunakan perhitungan tahun Saka (S) yang didasarkan atas peredaran matahari. Tahun 1 Saka bertepatan dengan tahun 78 M. Pada tahun 1633 M, Sultan Agung raja terbesar Mataram menetapkan berlakuknya tahun Jawa (tahun Nusantara) atas dasar perhitungan bulan ( 1 tahun =354 hari). Dengan masuknya Islam maka muncul sistem kalender Islam dengan menggunakan nama-nama bulan, seperti Muharram (bulan Jawa; Sura),Shafar (bulan Jawa; Sapar), dan sebagainya sampai dengan Dzulhijah (bulan Jawa; Besar) dengan tahun Hijrah (H).

f. Seni Musik dan Tari
Akulturasi pada seni musik terlihat pada musik qasidah dan gamelan pada saat upacara Gerebeg Maulud. Di bidang seni tari terlihat pada tari Seudati yang diiringi sholawat nabi, kesenian Debus yang diawali dengan membaca Al Qur'an yang berkembang di Banten, Aceh, dan Minangkabau.

g. Sistem Pemerintahan
Pada zaman Hindu pusat kekuasaan adalah raja sehingga raja dianggap sebagai titisan dewa. Oleh karena itu, muncul kultus “dewa raja”. Apa yang dikatakan raja adalah benar. Demikian juga pada zaman Islam, pola tersebut masih berlaku hanya dengan corak baru. Raja tetap sebagai penguasa tunggal karena dianggap sebagai khalifah, segala perintahnya harus dituruti.